Guide Me All the Way

Jumat, 17 Maret 2017

Gunung Api

Gunung Api

Berdasarkan sumber, Indonesia mempunyai sekitar 500 gunung api 128 diantaranya adalah gunung api aktif atau 13 % dari gunung api aktif di dunia yang bisa meletus setiap saat hal tersebut disebabkan oleh posisi Indonesia berada pada jalur “Ring of Fire”. Seluruh gunung api tersebut berada dalam jalur tektonik yang memanjang mulai dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Kepulauan Banda, Kepualauan Halmahera, dan Sangir Talaud yang menempati seperenam dari luas daratan Nusantara. Fenomena yang menarik dari gunung api tersebut adalah bahwa 30 % gunung api tersebut terdapat di Pulau Jawa yang merupakan Pulau paling padat penduduknya di Indonesia. Jumlah penduduk sekitar 237 juta jiwa  (BPS, 2008), 60 % diantaranya bermukim di Pulau Jawa, karenanya ancaman bencana letusan gunung api di Pulau ini  sangat besar. Sehingga tidaklah mengherankan kalau Pulau Jawa mendapat prioritas pertama pemantauan gunung api.
Kawasan di sekitar Gunung api pada umumnya merupakan daerah yang relatif subur dan dikelilingi oleh pemukiman penduduk yang padat. Semakin subur suatu lahan maka akan semakin padat penduduknya dan sudah bisa dipastikan akan menjadi sumber bencana jika terjadi letusan pada daerah padat penduduk tersebut.
       Berikut disajikan video pembelajaran tentang gunung api sebelum menyajikan materi.

a.       Definisi Gunung Api
Kata Volcano (gunungapi) pertama kali berasal dari pulau kecil yang bernama Volcano, yang terletak di Laut Mediterania, Sicily.  Beberapa istilah gunung api dari berbagai Bahasa. Pertama berasal dari bahasa Italia yaitu kata “vulcano” yang berarti Dewa Api (penjaga pada tubuh gunungapi). Dalam bahasa Belanda “vulkaan” yang berarti gunungapi  dan dalam  bahasa Inggris yaitu volcano (= gunungapi).
Beberapa definisi gunung api  menurut beberapa orang ahli yang terdapat dalam blog unsri http://blog.unsri.ac.id/userfiles/Copy%20of%208271_Modul_2.pdf adalah sebagai berikut :
Menurut Alzwar dkk, gunungapi adalah:
·       Timbulan di permukaan bumi, yang tersusun atas timbunan rempah gunungapi
·       Tempat dengan jenis dan kegiatan magma yang sedang berlangsung
·       Tempat keluarnya batuan leleran dan rempah lepas gunungapi dari dalam bumi
Menurut MacDonald, gunung api merupakan:
·       Tempat / bukaan berasalnya batuan pijar (gas) dan umumnya keduanya, keluar ke permukaan bumi, sehingga bahan batuan tersebut berakumulasi membentuk bukit atau  gunung.
Menurut Bront, gunung api merupakan:
    Setiap proses alam yang berhubungan dengan kegiatan gunungapi, meliputi asal-usul pembentukan magma di dalam bumi hingga kemunculannya di permukaan umi dalam berbagai bentuk dan kegiatannya
        Setiap magma yang muncul ke permukaan bumi adalah gunungapi

Gunung api dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat dia meletus.

b.       Proses Terbentuknya Gunung Api
Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling terkenal adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.

Gunung api terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua, terbentuk akibat pemekaran kerak benua; busur tepi benua, terbentuk akibat penunjaman kerak samudara ke kerak benua; busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera; dan busur dasar samudera yang terjadi akibat terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera. Gambar di bawah ini menunjukkan tentang proses pembentukkan gunung api.

 Gambar 1. Proses pembentukan gunung api
Sumber : http://kataloggeografi.blogspot.co.id/2015/02/proses-terbentuknya-gunung-berapi.html
 
Pada gambar di atas memperlihatkan batas lempeng utama dengan dengan pembentukkan busur gunungapi. Pergerakan antar lempeng ini menimbulkan empat busur gunungapi berbeda:
  1. Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunungapi tengah samudera.
  2. Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua. Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini bergerak ke permukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunungapi di tepi benua.
  3. Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan atau magma sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan.
  4. Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunungapi perisai. 
Gambar di bawah ini menyajikan tentang penampang proses terbentuknya Gunung api :
 Gambar 2 &3. Penampang proses terbentuknya gunung api
Sumber : http://kataloggeografi.blogspot.co.id/2015/02/proses-terbentuknya-gunung-berapi.html

Pada gambar di atas terlihat penampang diagram yang memperlihatkan bagaimana gunungapi terbentuk di permukaan melalui kerak benua dan kerak samudera serta mekanisme peleburan batuan yang menghasilkan busur gunungapi, busur gunungapi tengah samudera, busur gunungapi tengah benua dan busur gunungapi dasar samudera
Di Indonesia (Jawa dan Sumatera) pembentukan gunungapi terjadi akibat tumbukan kerak Samudera Hindia dengan kerak Benua Asia. Di Sumatera penunjaman lebih kuat dan dalam sehingga bagian akresi muncul ke permukaan membentuk pulau-pulau, seperti Nias, Mentawai, Enggano, dll.

Gambar 4. Peta Penyebaran Gunung Api di Indonesia
Sumber : https://dreamindonesia.me/tag/peta-sebaran-gunung-berapi-di-indonesia/

a.       Tipe-tipe Gunung Api
      Tipe-tipe gunung api berdasarkan bentuknya (morfologi):
1)     Stratovolcano, Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), terkadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini.
2)       Perisai, Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.
3)    Cinder Cone, Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.
4)       Kaldera, Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.

        Tipe A : Gunung berapi yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu                    kali sesudah tahun 1600.
    Tipe B : Gunung berapi yang sesudah tahun 1600 belum lagi mengadakan erupsi magmatik,                   namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti kegiatan solfatara.
    Tipe C : Gunung berapi yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia, namun masih                terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada                 tingkah lemah.

Berdasarkan sifat erupsi dan bahan yang dikeluarkannya, ada 3 macam gunung berapi , yaitu:
1)       Gunung api perisai. Gunung api ini terjadi karena magma yang keluar sangat encer. Magma yang encer ini akan mengalir ke segala arah sehingga membentuk lereng sangat landai. Ini berarti gunung ini tidak menjulang tinggi tetapi melebar. Contohnya: Gunung Maona Loa dan Maona Kea di Kepulauan Hawaii.
2)     Gunung api maar. Gunung api ini terjadi akibat adanya letusan eksplosif. Bahan yang dikeluarkan relatif sedikit, karena sumber magmanya sangat dangkal dan sempit. Gunung api ini biasanya tidak tinggi, dan terdiri dari timbunan bahan padat (efflata). Di bekas kawahnya seperti sebuah cekungan yang kadang-kadang terisi air dan tidak mustahil menjadi sebuah danau. Misalnya Danau Klakah di Lamongan atau Danau Eifel di Prancis.
3)      Gunung api strato. Gunung api ini terjadi akibat erupsi campuran antara eksplosif dan efusif yang bergantian secara terus menerus. Hal ini menyebabkan lerengnya berlapis-lapis dan terdiri dari bermacam-macam batuan. Gunung api inilah yang paling banyak ditemukan di dunia termasuk di Indonesia. Misalnya gunung Merapi, Semeru, Merbabu, Kelud, dan lain-lain.

b.       Penetapan Status Bahaya Letusan Gunung Api
Letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah "erupsi". Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan mendekati permukaan bumi (BNPB, 2011:1)
Setiap gunung api memiliki karakteristik tersendiri jika ditinjau dari jenis muntahan atau produk yang dihasilkannya. Akan tetapi apapun jenis produk tersebut kegiatan letusan gunung api tetap membawa bencana bagi kehidupan. Bahaya letusan gunung api memiliki resiko merusak dan mematikan.

Bahaya Letusan Gunung Api di bagi menjadi dua berdasarkan waktu kejadiannya, yaitu :
Bahaya Utama (Primer)
1)   Awan Panas, merupakan campuran material letusan antara gas dan bebatuan (segala ukuran) terdorong ke bawah akibat densitas yang tinggi dan merupakan adonan yang jenuh menggulung secara turbulensi bagaikan gunung awan yang menyusuri lereng. Selain suhunya sangat tinggi, antara 300 – 700 0Celcius, kecepatan lumpurnya pun sangat tinggi, > 70 km/jam (tergantung kemiringan lereng).
2)     Lontaran Material (pijar), terjadi ketika letusan (magmatik) berlangsung. Jauh lontarannya sangat tergantung dari besarnya energi letusan, bisa mencapai ratusan meter jauhnya. Selain suhunya tinggi (>2000C), ukuran materialnya pun besar dengan diameter > 10 cm sehingga mampu membakar sekaligus melukai, bahkan mematikan mahluk hidup. Lazim juga disebut sebagai "bom vulkanik".
3)       Hujan Abu lebat, terjadi ketika letusan gunung api sedang berlangsung. Material yang berukuran halus (abu dan pasir halus) yang diterbangkan angin dan jatuh sebagai hujan abu dan arahnya tergantung dari arah angin. Karena ukurannya yang halus, material ini akan sangat berbahaya bagi pernafasan, mata, pencemaran air tanah, pengrusakan tumbuh-tumbuhan dan mengandung unsur-unsur kimia yang bersifat asam sehingga mampu mengakibatkan korosi terhadap seng dan mesin pesawat.
4)       Lava, merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid (cairan kental dan bersuhu tinggi, antara 700 – 12000C. Karena cair, maka lava umumnya mengalir mengikuti lereng dan membakar apa saja yang dilaluinya. Bila lava sudah dingin, maka wujudnya menjadi batu (batuan beku) dan daerah yang dilaluinya akan menjadi ladang batu.
5)    Gas Racun, muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung api sebab gas ini dapat keluar melalui rongga-rongga ataupun rekahan-rekahan yang terdapat di daerah gunung api. Gas utama yang biasanya muncul adalah CO2, H2S, HCl, SO2, dan CO. Yang kerap menyebabkan kematian adalah gas CO2. Beberapa gunung yang memiliki karakteristik letusan gas beracun adalah Gunung Api Tangkuban Perahu, Gunung Api Dieng, Gunung Ciremai, dan Gunung Api Papandayan.
6.  Tsunami, umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saat letusan terjadi material-material akan memberikan energi yang besar untuk mendorong air laut ke arah pantai sehingga terjadi gelombang tsunami. Makin besar volume material letusan makin besar gelombang yang terangkat ke darat. Sebagai contoh kasus adalah letusan Gunung Krakatau tahun 1883.

Bahaya Ikutan (Sekunder)
Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelah proses peletusan berlangsung. Bila suatu gunung api meletus akan terjadi penumpukan material dalam berbagai ukuran di puncak dan lereng bagian atas. Pada saat musim hujan tiba, sebagian material tersebut akan terbawa oleh air hujan dan tercipta adonan lumpur turun ke lembah sebagai banjir bebatuan, banjir tersebut disebut lahar.

Penetapan Status Bahaya Gunung Meletus
Penetapan status bahaya gunung meletus menurut Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (2008 : 52) :
1.
Aktiv Normal (Level I)
Kegiatan gunung api berdasarkan pengamatan dari hasil visual, kegempaan dan gejala vulkanik lainnya tidak memperlihatkan adanya kelainan
2.
Waspada (Level II)
Terjadi peningkatan kegiatan berupa kelainan yang tampak secara visual atau hasil pemeriksaan kawah, kegempaan dan gejala vulkanik lainnya
3.
Siaga ( Level III)
Peningkatan semakin nyata hasil pengamatan visual/pemeriksaan sawah, kegempaan dan metoda lain saling mendukung. Berdasarkan analisis, perubahan kegiatan cenderung diikuti letusan
4.
Awas (Level IV)
Menjelang letusan utama, letusan awal mulai terjadi berupa abu/asap. Berdasarkan analisis data pengamatan, segera akan diikuti letusan utama

c.        Dampak Letusan Gunung Api terhadap Kehidupan
Dampak  Negative Akibat  Letusan Gunung Api :
1)   Lava dan lahar yang dikeluarkan oleh aktivitas gunung api dapat merusak lahan pertanian, pemukiman, dasn dapat menimbulkan korban jiwa.
2)   Abu vulkanis yang dikeluarkan pada saat letusan dapat merusak tanaman, iritasi pada mata, terganggunya saluran pernapasan, mengganggu aktivitas penduduk dan terganggunya transportasi;
3)    Gas seperti Sulfur Dioksida (SO2), gas Hidrogen Sulfida (H2S), Nitrogen Dioksida (NO2), gas Karbondioksida (CO2), gas Asam Chlorida (HCl) dan yang lainnya menimbulkan kerugian misal akan menyebabkan hujan asam;
4)       Bom, lapili, pasir yang terhempas saat letusan dapat merusak pemukiman dan pertanian;
5)  Banyak dari penduduk, terutama sekitar Gunung meletus yang kehilangan pekerjaan rutin kesehariannya.

Dampak  Positive Akibat  Letusan Gunung  Api :
Selain menyebabkan dampak negatif, letusan gunung api juga menyebabkan dampak positif, diantaranya :
1)   Lapisan magma yang menembus kerak benua dan membeku di bawah permukaan tanah berpotensi mengandung mineral yang berharga seperti emas, perak, bijih besi, nikel, dan tembaga;
2)  Material letusan gunung api (eflata) sangat kaya akan mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Setelah mengalami proses pelapukan, material-material hasil letusan tersebut akan hancur dan menjadi tanah vulkanik yang subur;
3)       Endapan pasir dan batu erbentui sekitar gunung api yang sangat berguna untuk bahan bangunan.
4)   Gunung api menghasilkan energi panas bumi (geothermal) yang dapat dimanfaatkan sebagai tenaga pembangkit listrik;
5)     Kawasan pegunungan merupakan obyek wisata yang menarik, selain pemandangannya menarik juga banyak terdapat sumber mata air panas sebagai tempat pemandian air panas.


Daftar Pustaka
Badan Informasi Publik. 2008. Memahami Bencana-Informasi Tindakan masyarakat Mengurangi Resiko Bencana. Jakarta : Departemen Komunikasi dan Informatika RI.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 2008. Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia. Jakarta : Bakornas PBP.

Best Seo. 2010. Video Letusan Gunung berapi paling dahsyat di Dunia terhebat Sepanjang Masa. (On line). Tersedia : https://www.youtube.com/watch?v=gfesR992R34. [12 Juni 2012]

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 2008. Ketangguhan Bangsa dalam Menghadapi Bencana. Jakarta : Bakornas PBP.


7 komentar:

  1. Tampilan materi di atas sangat bagus sekali, bukan hanya materi tetapi ada gambar dan video nya juga😊

    Meskipun ada gunung yang sudah tidak berapi, kita harus tetap waspada terhadap gunung tersebut karena bisa saja pada suatu saat gunung tersebut bisa meletus

    BalasHapus
  2. Materi dia atas sangat bermanfaat sekali, kita jadi bisa banyak mengetahui tentang gunung api.

    BalasHapus
  3. mohon untuk di kembangkan lagi..

    BalasHapus
  4. setelah membaca materi di atas saya jadi tau apa itu gunung berapi.sebelumnya saya kurang paham tentang gunung api.

    BalasHapus